PEKANBARU โ Pekanbaru bergolak! Ratusan massa dari Aliansi Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Riau (AGPEMARI) mengepung kawasan di sekitar Kantor Gubernur Riau, Jalan Sudirman, pada Sabtu, 22 Februari 2025. Mereka menuntut pengusutan tuntas dugaan mega korupsi proyek geomembran di PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang ditaksir merugikan negara lebih dari Rp200 miliar.
Skandal Proyek Geomembran: Aroma Busuk Korupsi di Jantung Bumi Lancang Kuning
Koordinator Umum AGPEMARI, Cep Permana Galih, menegaskan bahwa Kejaksaan Tinggi Riau harus membuka tabir gelap dugaan korupsi dalam pelaksanaan proyek geomembran yang dikerjakan pada 2023 lalu. Cep mengungkapkan adanya indikasi kuat bahwa PT PHR menerima material yang tidak sesuai spesifikasi dari PT Total Safety Energy, menciptakan potensi kebocoran dana ratusan miliar rupiah.
“Kami menemukan indikasi penyimpangan dalam lelang proyek yang berujung pada ancaman kerugian negara. Lebih dari itu, kami mencium dugaan pemalsuan dokumen, di mana BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) secara tegas menyatakan tidak pernah menerbitkan laporan hasil uji tertentu yang digunakan dalam proyek ini,” ujar Cep dengan lantang di hadapan massa.
Namun, yang mengejutkan, meskipun kasus ini telah dilaporkan ke Kejati Riau pada 26 Juni 2024, penyelidikan justru dihentikan secara misterius.
“Mengapa kasus ini tiba-tiba dihentikan? Apa ada intervensi dari pihak-pihak berkepentingan? Ini yang harus dijawab,” seru Cep.
Rotasi Jabatan: Jalan Sunyi Menuju Pengampunan Korupsi?
Cep juga mengkritik praktik mutasi jabatan yang kerap dijadikan solusi atas skandal korupsi.
“Apa cukup dengan sekadar memindahkan pejabat yang terlibat? Apakah mutasi itu seperti mandi junub untuk membersihkan dosa korupsi? Rakyat Riau tak butuh simbolisasi, kami menuntut tindakan nyata!” tegasnya.
Massa aksi pun semakin membara, menuntut penegak hukum agar membongkar skandal ini hingga ke akar-akarnya.
“Bongkar siapa saja yang bermain! Dari lobi-lobi kontraktor hingga meja-meja pejabat yang dihiasi tanda tangan dengan tinta suap! Rakyat Riau tahu, korupsi tak bisa disiram dengan minyak wangi hukum!” pekik seorang orator di tengah aksi.
Dramatis! Massa Menyusul ke Bandara dan Bertemu Hinca Panjaitan
Walaupun sempat di-PHP oleh aparat, para demonstran tidak menyerah. Dengan sigap, mereka menyusul ke bandara untuk mengejar kepastian atas tuntutan mereka. Akhirnya, mereka berhasil bertemu langsung dengan anggota Komisi III DPR RI, Hinca Panjaitan.
Menanggapi tuntutan ini, Hinca menyatakan komitmennya untuk mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Karena mereka mengadukan ke Komisi III, kami akan terus menekan agar kasus ini dibuka kembali. Tak boleh ada yang dibiarkan lolos!” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya telah menyerahkan sejumlah dokumen penting terkait kasus ini ke Kejaksaan Tinggi Riau.
“Kalau nanti kasus ini dihentikan lagi, kami akan pertanyakan alasannya. Jangan sampai ada upaya menutup-nutupi!” tandasnya.
Dengan semakin memanasnya aksi unjuk rasa dan sorotan publik yang kian tajam, akankah Kejati Riau berani mengabaikan tuntutan ini? Ataukah skandal geomembran ini akan menjadi ujian besar bagi integritas hukum di Indonesia? Rakyat menunggu jawaban! (Tim)
About The Author
Eksplorasi konten lain dari ๐๐๐๐๐๐๐๐๐.๐๐๐
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.