Pekanbaru, 7 Maret 2025 β Banjir besar kembali menghantam Pekanbaru, merendam permukiman warga di Kelurahan Pesisir, Kecamatan Lima Puluh. Hingga hari ini, warga di RW 4, RW 2, RW 1, dan RW 7, yang mencakup lebih dari 13 RT, masih bergulat dengan genangan air yang belum surut. Parahnya lagi, mereka kini menghadapi krisis kebutuhan pokok seperti sembako, obat-obatan, dan air bersih. (08/03/2025)
Banjir ini bukan sekadar genangan biasaβdampaknya meluas hingga ke sektor kesehatan dan ekonomi masyarakat. Banyak warga mulai mengalami penyakit kulit, batuk, demam, serta infeksi akibat air kotor yang menggenangi rumah mereka. Namun, hingga kini, bantuan dari pemerintah dinilai belum merata, memicu kekecewaan mendalam di kalangan masyarakat terdampak.
Warga Protes: Pemerintah dan DPRD Pilih Kasih!
Sejumlah warga di lokasi banjir mengungkapkan kekesalan mereka terhadap Pemko Pekanbaru dan DPRD, yang dinilai hanya menyalurkan bantuan ke wilayah tertentu.
“Kami sudah berhari-hari terjebak banjir, makanan mulai habis, anak-anak mulai sakit, tapi pemerintah belum juga datang ke sini. Jangan pilih-pilih dalam memberi bantuan! Semua warga yang terdampak banjir berhak mendapatkan perhatian yang sama,” ujar seorang warga RW 4 yang enggan disebutkan namanya.
Keluhan serupa datang dari RW 7.
“Kami melihat pemerintah turun ke beberapa titik banjir, tapi kenapa ke daerah kami tidak? Apakah harus viral dulu baru dibantu?” ujar seorang ibu rumah tangga yang kini mengungsi di rumah saudaranya karena rumahnya terendam banjir.
Kondisi Warga Kian Memprihatinkan
Sejak banjir merendam Kelurahan Pesisir, ratusan warga terdampak mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih dan pangan. Anak-anak dan lansia menjadi kelompok yang paling rentan. Beberapa orang tua terpaksa menghemat makanan agar anak-anak mereka tetap bisa makan.
Selain itu, banyak warga yang kini mulai mengalami berbagai penyakit akibat air banjir yang kotor dan bercampur limbah, seperti:
- Penyakit kulit (gatal-gatal dan infeksi)
-
Batuk dan demam akibat lingkungan yang lembab
-
Gangguan pencernaan akibat keterbatasan air bersih
“Obat-obatan seperti untuk gatal, batuk, dan demam sangat kami butuhkan. Tapi bantuan belum ada yang datang ke sini,” ujar seorang warga dari RW 2.
Selain itu, banyak warga juga kehilangan mata pencaharian akibat banjir ini. Sejumlah warung tutup, pekerja harian tidak bisa mencari nafkah, dan transportasi warga terganggu karena genangan air yang belum surut.
Respons Pemerintah: Masih Diam?
Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Pemko Pekanbaru, BPBD, maupun DPRD Kota Pekanbaru terkait keluhan warga. Bantuan yang diberikan sejauh ini dinilai masih terbatas dan hanya menyentuh sebagian kecil wilayah terdampak.
Warga berharap agar pemerintah segera turun langsung ke lapangan dan mendistribusikan bantuan secara adil, tanpa membeda-bedakan wilayah yang terdampak.
“Banjir ini bukan salah kami, tapi kenapa kami harus berjuang sendirian? Kami tidak butuh janji, kami butuh tindakan nyata!” tegas seorang warga yang kini harus mengungsi ke rumah kerabatnya.
Sementara itu, masyarakat yang terdampak terus berupaya bertahan dengan kondisi seadanya. Jika bantuan tidak segera datang, bukan tidak mungkin krisis ini akan semakin parah, bahkan bisa berujung pada wabah penyakit yang lebih besar di tengah lingkungan yang semakin memburuk.
Apakah pemerintah akan segera turun tangan? Ataukah warga harus menunggu sampai kondisi semakin parah sebelum bantuan datang?
(Tim Investigasi β Liputan Banjir Pekanbaru)
About The Author
Eksplorasi konten lain dari πππππππππ.πππ
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.