Beersheba, Israel –Di tengah balas-balasan rudal yang makin brutal, Iran melepaskan Sejjil-1, rudal balistik jarak menengah jarak jauh andalannya. Tapi yang bikin gempar: salah satu Sejjil itu nyasar ke Soroka Medical Center, rumah sakit sipil terbesar di Israel selatan.
Kejadiannya pada 18 Juni 2025 dini hari. Rudal meledak sekitar 80 meter dari bangunan utama rumah sakit. Ledakannya menghancurkan gedung rawat jalan, merusak ambulans, dan memicu kebakaran yang meluas ke unit gawat darurat.
14 orang tewas di tempat, termasuk 3 perawat, 2 pasien kritis, dan satu bayi berumur 3 hari. Total lebih dari 40 luka-luka.
Sejjil-1 bukan rudal sembarangan. Ini rudal balistik dua tahap berbahan bakar padat, jangkauan 2.000–2.500 km, dan bisa ditembakkan langsung dari pedalaman Iran.
Iran resmi mengkonfirmasi bahwa Sejjil digunakan dalam gelombang serangan pertama sebagai “penanda bahwa pertahanan kita bukan cuma simbol.”
PM Benjamin Netanyahu langsung menggelar pidato darurat dan menyebut Iran sebagai “negara sponsor terorisme yang menyerang jantung kemanusiaan.”
> “Tidak ada yang lebih menjijikkan dari rudal yang ditujukan ke rumah sakit. Ini bukan perang, ini teror yang disengaja.”
Israel juga mengklaim bakal membalas dengan “intensitas maksimum” dan memobilisasi pasukan cadangan di wilayah selatan.
Iran: “Itu Salah Navigasi, Bukan Target Kami”
Kementerian Pertahanan Iran berdalih: rudal Sejjil seharusnya ditujukan ke pangkalan militer Negev, tapi terkena interferensi elektronik dari sistem pertahanan Israel.
Mereka menyatakan “sangat menyayangkan korban sipil” namun tetap menyalahkan Israel karena “menaruh fasilitas sipil dekat target militer.”Ya, klasik ya… salah sasaran katanya. Tapi tetap aja yang jadi korban rakyat biasa.
Serangan ini langsung bikin dunia panas dingin, WHO mengecam keras dan bilang “serangan terhadap rumah sakit adalah pelanggaran hukum perang internasional.”
Prancis, Inggris, Jerman, dan Australia ikut bersuara keras. Amerika Serikat? Diam seribu bahasa sejak ikut ngebom situs nuklir Iran tiga hari sebelumnya.
PBB mengadakan sidang darurat, tapi ya gitu-gitu aja: pernyataan kekhawatiran, imbauan de-eskalasi, lalu bubar tanpa hasil nyata.
Sedikit konteks: Soroka Medical Center adalah rumah sakit rujukan terbesar di wilayah selatan Israel. Melayani warga sipil, tentara, bahkan sebagian pasien asal Gaza yang dirujuk secara kemanusiaan.
Saat rudal jatuh, ada lebih dari 800 pasien di dalam kompleks, termasuk pasien rawat inap, anak-anak, dan ibu hamil.
Rudal Nggak Kenal Nurani
Balas-balasan rudal sekarang bukan cuma antar militer. Ketika rudal seperti Sejjil jatuh di rumah sakit, jelas bahwa perang ini sudah lewat batas tapi bagaimana dengan israel yang juga luluh lantakkan rumah sakit di Palestina? Lagi-lagi hanya bisa nonton.
Tidak ada komentar