Jakarta – Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer alias Noel kembali menjadi sorotan publik. Kali ini bukan karena capaian kerja atau solusi atas masalah pengangguran dan PHK massal, melainkan karena rentetan kontroversi yang ia timbulkan sejak menjabat. Dari komentar kasar terhadap lawan politik, blusukan yang berujung gaduh, hingga respons tak sensitif atas kekecewaan rakyat, nama Noel kini dihadapkan pada tuntutan evaluasi dari berbagai kalangan. (22/06)
Terbaru, Noel menyebut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai βhalu tingkat idiotβ, usai membantah keterangan saksi dalam sidang yang menyebut Hasto pernah dua kali menolak tawaran menjadi menteri. Menurut Noel, tak pernah ada tawaran tersebut dan Hasto dianggap tak bisa dipercaya.
βApa yang bisa dipercaya dari Hasto? Bohong semua. Halu tingkat idiot,β kata Noel kepada wartawan, Sabtu (21/6/2025).
Politisi PDIP Guntur Romli mengecam keras pernyataan tersebut. Ia menilai komentar Noel tidak mencerminkan sikap pejabat negara.
βTidak pantas pejabat negara bicara dengan bahasa penuh kebencian seperti itu. Seharusnya dia fokus bekerja sebagai Wamenaker, bukan sibuk menyerang lawan politik,β ujar Guntur, Minggu (22/6/2025).
Pada April 2025, Noel melakukan kunjungan ke kantor Sanel Tour & Travel di Pekanbaru, Riau. Ia datang bersama anggota DPRD Pekanbaru dan pejabat Disnaker Riau untuk menindaklanjuti laporan penahanan ijazah karyawan. Namun niat sidak tersebut berubah menjadi kegaduhan saat Noel bersitegang dengan seorang pegawai travel yang cuek saat ditanya dimana atasan mereka.
Dalam video yang beredar, Noel terlihat menunjuk ke arah karyawan dan menepuk dada dan dengan nada tinggi berkata, βSaya Wakil Menteri!β, mengesankan tindakan yang lebih menuntut penghormatan jabatan ketimbang pendekatan solutif.
Kunjungan berikutnya, yang ia lakukan bersama Gubernur Riau Abdul Wahid, berujung pada penyegelan kantor oleh Pemkot Pekanbaru. Akibatnya belasan orang kehilangan pekerjaan.
βYang dijanjikan Gibran adalah 19 juta lapangan kerja. Yang terjadi justru perusahaan ditutup dan pengangguran bertambah,β kritik masyarakat pekanbaru yang enggan disebut namanya
Gaya Serupa di Surabaya: Perusahaan Disebut βBerbelit-belitβ Dalam sidak di Surabaya pada pertengahan April, Noel menyebut perusahaan yang didatanginya tidak kooperatif dan βberbelit-belitβ soal penahanan ijazah karyawan. Lagi-lagi, pendekatannya dinilai terlalu keras dan mengedepankan konfrontasi ketimbang mediasi.
Noel juga menjadi sorotan setelah berjanji kepada buruh PT Sritex bahwa tidak akan ada PHK. Namun, beberapa bulan kemudian perusahaan itu dinyatakan pailit dan ribuan buruh kehilangan pekerjaan. Tak ada langkah penyelamatan atau skema bantuan dari Kementerian Tenaga Kerja.
βIa berjanji di depan buruh. Tapi saat perusahaan pailit, ia hilang dari tanggung jawab,β ujar perwakilan buruh Sritex di Solo yang dikutip dari beberapa media online
Kritik terhadap Noel semakin tajam setelah ia merespons santai tagar #KaburAjaDulu yang viral di media sosial. Tagar tersebut muncul sebagai ekspresi kekecewaan terhadap pejabat publik yang dianggap lari dari tanggung jawab. Bukannya memberi klarifikasi atau menunjukkan empati, Noel malah menjawab:
βMau kabur, kabur aja, kalau bisa jangan balik.β
Pernyataan tersebut langsung dikecam karena dianggap meremehkan penderitaan rakyat. Di tengah krisis ekonomi dan gelombang PHK, sikap enteng seperti itu dianggap sangat tidak etis.
βUcapan seperti itu mencerminkan kurangnya empati dan kehilangan rasa tanggung jawab sebagai pejabat negara, ini bukan gaya pejabat profesional, ini gaya aktivis jalanan.β pungkas warganet bernama Riski Chandra
Rentetan kontroversi ini membuat desakan agar Presiden Prabowo Subianto mengevaluasi jabatan Noel semakin keras. Pengamat kebijakan publik menilai Noel lebih sering menimbulkan kegaduhan daripada menghasilkan solusi.
βKalau terus dibiarkan, Noel bukan membantu pemerintah, tapi jadi beban politik dan beban anggaran, Kabinet butuh orang kerja, bukan cari panggung,β ujar Ahmad R Darmawan
Di tengah target besar seperti penciptaan 19 juta lapangan kerja dan reformasi ketenagakerjaan, kehadiran pejabat seperti Immanuel Ebenezer dinilai tidak memperkuat misi pemerintahan. Bahkan sebaliknya, menggerus kepercayaan publik terhadap kemampuan pemerintah menangani isu-isu serius.
Kini bola ada di tangan Presiden Prabowo. Apakah figur seperti Noel masih layak duduk di kursi wakil menteri? Atau justru harus digantikan demi stabilitas dan kredibilitas pemerintahan?
sumberΒ : YouTube, Tiktok