Irjen Kemenag: Auditor Harus Jadi Agen Perubahan, Bukan Sekadar Pencatat Temuan

JAKARTA – Inspektorat Jenderal Kementerian Agama melantik enam pejabat fungsional auditor pada Selasa, 22 Juli 2025, di ruang operasional Itjen Kemenag, Jakarta. Dalam prosesi yang berlangsung khidmat itu, Inspektur Jenderal Khairunas menegaskan bahwa pengawasan harus berdampak nyata dan tidak berhenti pada laporan semata. (22/07)

Baca Juga

1 bulan  lalu

Dana Negara Diduga Disimpangkan: BWSS III Gunakan Dana Bencana untuk Kegiatan Tak Sesuai Regulasi

6 Editor

Ia mengingatkan bahwa seorang auditor bukan hanya bertugas mencatat pelanggaran, tetapi harus mampu menjadi penggerak perubahan melalui kerja nyata. “Pengawasan yang baik harus mampu mendorong perbaikan tata kelola. Setiap temuan harus diikuti rekomendasi yang kuat, berbasis regulasi, dan mendorong reformasi sistem,” ujar Khairunas di hadapan pejabat yang dilantik dan para undangan.

Enam pejabat yang dilantik terdiri dari tiga Auditor Ahli Madya dan tiga Auditor Ahli Muda, yakni Ade Sugianto, Moch. Muhibbin, Muh. Mumtahin Balya H., Ali Huzaifi, Zulkarnaen, dan Ahmad Fauzan. Kenaikan jenjang jabatan ini, menurut Irjen, bukan sekadar pencapaian administratif, melainkan bentuk kepercayaan yang harus dijawab dengan tanggung jawab tinggi.

Baca Juga

1 bulan  lalu

Video Sidang Lapangan Bocorkan Dugaan Permainan: Pemda Meranti Pinjamkan Lahan Warga ke Mafia Tanah?

92 Editor

“Jalankan amanah ini dengan integritas dan profesionalisme. Integritas itu bukan hanya slogan, tapi harus tampak dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,” tegasnya.

Irjen juga menyoroti pentingnya ketajaman auditor dalam membaca kondisi lapangan. Ia meminta auditor untuk tidak menyederhanakan persoalan atau memoles fakta agar terlihat baik. “Kita harus mampu mengungkap kondisi riil dan menyampaikannya secara utuh dan jujur,” katanya.

Pelantikan ini dihadiri oleh Inspektur III, Inspektur V, Auditor Ahli Utama, jajaran kepala bagian dan subbagian, ketua tim kerja Itjen, serta keluarga para pejabat. Pelantikan ini bukan sekadar penambahan sumber daya, tetapi bentuk penguatan fungsi kontrol internal yang diharapkan mampu mengawal Kementerian Agama menuju birokrasi yang bersih, transparan, dan akuntabel.