x
.

Minim Pelatihan, UPTLK Terpuruk, Tenaga Kerja Riau Jadi Korban di Negeri Orang!

waktu baca 4 menit
Sabtu, 27 Sep 2025 00:26 Editor

Pekanbaru โ€“ Krisis pelatihan tenaga kerja di Riau semakin memperihatinkan. Sejak dua Unit Pelaksana Teknis Latihan Kerja (UPTLK) diserahkan ke Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker RI), anggaran pelatihan berbasis kompetensi terus menyusut. Akibatnya, tenaga kerja Riau yang kurang keterampilan terpaksa mencari peruntungan di negeri orang dengan cara ilegal yang justru berujung pada tragedi! (8/2/2025)

 

Terbaru, seorang pekerja migran asal Riau ditembak mati oleh Kepolisian Diraja Malaysia karena diduga masuk secara ilegal. Kasus ini menambah daftar panjang tenaga kerja Indonesia yang mengalami nasib tragis di luar negeri.

 

Apakah ini dampak dari minimnya perhatian pemerintah terhadap pelatihan tenaga kerja? Mengapa UPTLK sebagai lembaga pencetak tenaga kerja justru semakin terpuruk? Dan di mana peran Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Riau, Bobby Rahman, dalam menangani persoalan ini?

 

Anggaran diduga menguap, Pelatihan Mandek!

Tanpa pelatihan yang memadai, tenaga kerja Riau menjadi tidak siap menghadapi persaingan di dunia industri. Banyak yang akhirnya memilih jalur pintas dengan menjadi pekerja migran ilegal ke Malaysia atau Singapura yang justru berisiko tinggi!

 

Jika anggaran pelatihan terus dipangkas, bagaimana mungkin Riau bisa mencetak tenaga kerja berkualitas? Dan mengapa Bobby Rahman tidak berjuang lebih keras untuk memastikan anggaran pelatihan tetap tersedia?

 

Instruktur Tak Diangkat ASN, Mutu Pelatihan Dipertanyakan!

Selain masalah anggaran, kondisi tenaga pengajar di UPTLK juga sangat mengkhawatirkan. Hingga kini, banyak instruktur masih berstatus non-ASN, padahal mereka adalah ujung tombak dalam mencetak tenaga kerja kompeten.

 

“Kami sudah melakukan pemetaan kebutuhan instruktur dan menyampaikan ke pihak terkait, tapi belum ada langkah konkret untuk mengangkat mereka sebagai ASN,” ujar seorang pegawai UPTLK yang tak mau disebut namanya

 

Tanpa status ASN, kesejahteraan instruktur tidak terjamin. Jika para instruktur tidak diberdayakan, bagaimana mungkin kualitas pelatihan bisa ditingkatkan?

 

Fasilitas Usang, Sarana Pelatihan Tidak Memadai!

 

Masalah lain yang tak kalah serius adalah kondisi sarana dan prasarana di UPTLK yang semakin terpuruk. Gedung yang mulai lapuk, alat-alat pelatihan yang usang, serta fasilitas asrama yang tidak layak menjadikan pelatihan hanya sebatas formalitas!

 

“Kami sudah mengajukan anggaran untuk perbaikan sarana dan pengadaan alat baru, tapi seperti sebelumnya, respons pemerintah masih abu-abu,” kata N seorang sumber internal UPTLK.

 

Jika pelatihan tenaga kerja saja tidak didukung fasilitas yang layak, bagaimana Riau bisa menciptakan tenaga kerja yang siap bersaing di dunia industri?

 

Minim Pelatihan, Tenaga Kerja Riau Jadi Korban di Negeri Orang!

 

Kurangnya pelatihan berkualitas membuat banyak warga Riau nekat menjadi pekerja migran ilegal. Mereka berangkat ke negeri orang tanpa keterampilan dan dokumen resmi, hanya untuk berakhir sebagai korban eksploitasi dan kekerasan!

 

Terbaru, seorang pekerja asal Riau menjadi korban penembakan oleh aparat Malaysia karena diduga masuk secara ilegal. Ini bukan kejadian pertama, dan tidak akan menjadi yang terakhir jika pemerintah terus mengabaikan masalah ketenagakerjaan!

 

“Jika dari awal tenaga kerja Riau diberikan keterampilan dan pelatihan resmi, mereka bisa bekerja di luar negeri secara legal dan aman. Bukan malah menjadi korban di negeri orang!” ujar B seorang aktivis

 

Setiap tahun, ribuan warga Riau mengambil risiko besar dengan menjadi pekerja ilegal di luar negeri. Semua karena kurangnya lapangan kerja dan minimnya pelatihan di daerah sendiri!

 

Apakah pemerintah akan terus membiarkan anak-anak Riau menghadapi nasib tragis di negeri orang?

 

Bobby Rahman Harus Bertanggung Jawab!

 

Semua fakta ini mengarah pada satu kesimpulan: Disnaker Riau di bawah kepemimpinan Bobby Rahman telah gagal!

 

  1. Gagal memastikan anggaran cukup untuk pelatihan tenaga kerja.

  2. Gagal memperjuangkan status ASN bagi instruktur.

  3. Gagal menjaga kualitas fasilitas pelatihan.

  4. Gagal menjalankan regulasi pelatihan berbasis kompetensi.

  5. Gagal mencegah warga Riau menjadi tenaga kerja ilegal di luar negeri!

 

Melihat kondisi ini, Kadisnaker Bobby Rahmat harus segera mencopot Kepala UPT disnakertrans Lukman Hakim, yang dinilai tidak mampu memberikan pelatihan yang mumpuni kepada pemuda riau.

 

Jika tidak ada langkah konkret dalam waktu dekat, akan semakin banyak pekerja migran Riau yang menjadi korban di negeri orang!

 

Masyarakat tidak butuh janji kosong, tetapi aksi nyata! Bobby Rahman, jawab rakyat Riau!

 

Hingga berita ditayangkan, Bobby Rahman tetap bungkam walaupun awak media telah menghubungi melalui nomor pribadi nya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x