
.


Mataxpost | Jakarta,- Serangan udara Israel mengguncang Beirut Selatan pada Minggu (23/11/2025). Militer Israel mengklaim mereka menewaskan Ali Tabtabai, pejabat militer Hizbullah paling senior yang tersisa. (24/11)
Serangan presisi di kawasan Haret Hreik itu juga menelan korban warga sipil dan menjadi serangan pertama dalam beberapa bulan yang kembali menghantam basis utama Hizbullah di pinggiran ibu kota Lebanon.
Hizbullah membenarkan kematian Tabtabai, menyebutnya โkomandan jihad besarโ. Sosok ini telah lama jadi buruan Washington, yang pada 2016 menjatuhkan sanksi dan menawarkan hadiah hingga US$5 juta bagi informasi keberadaannya.
Kematian Tabtabai menambah daftar tokoh puncak Hizbullah yang tewas dalam setahun terakhir, termasuk mantan pemimpin tertingginya, Hassan Nasrallah.
Di lokasi serangan, pejabat Hizbullah Mahmoud Qmati menyebut Israel telah โmelintasi garis merahโ. Ia mengatakan keputusan mengenai respons akan ditentukan pimpinan tertinggi kelompok tersebut.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan lima orang tewas dan 28 terluka, sementara puing-puing gedung yang hancur berserakan di jalan utama.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel tidak akan membiarkan Hizbullah membangun kembali kekuatan militernya dan mendesak pemerintah Lebanon memenuhi kewajiban melucuti senjata kelompok itu.
Presiden Lebanon Joseph Aoun meminta komunitas internasional turun tangan menghentikan serangan.
Serangan ini terjadi sepekan sebelum kunjungan bersejarah Paus Leo ke Lebanon, yang oleh sebagian warga dipandang sebagai secercah harapan di tengah krisis berkepanjangan.


Tidak ada komentar