banner 468x60
Budaya

Keringnya Nuansa dan Dimensi Spiritual Akibatkan Pelaksana Negara Tidak Konsisten Jalankan Sistem Negara

40
banner 468x60

Mataxpost|Pecenongan, setiap agama, jika diselami lebih dalam, menawarkan samudra spiritual yang kaya akan kebijaksanaan, kedamaian dan pencerahan, ungkap Denny JA, dalam menghidupkan Sisi Spiritual Manusia bagian dari tulisannya yang ke sembilan.

 

MataXpost.com
banner 300x600
Tiada Kebenaran Yang Mendua

Sayangnya saya kehilangan dokumen sebelumnya yang cukup banyak dapat menginspirasi pengembangan ide dan gagasan untuk ikut mengurai penting dan perlunya dimensi spiritual dalam menghadapi beragam masalah sehari-hari, baik di temat kerja maupun pekerjaan di rumah.

 

Keluhan seorang kawan Kaswanto, pengusaha muda dari Karanganyar, Jawa Tengah yang terbilang sukses mengungkapkan keresahan dan kegundahan hatinya bahwa ekonomi Indonesia telah sepenuhnya dikendalikan oleh sistem liberalisme yang seharusnya mampu ditangkal dengan Pasal 33 UUD 1945.

 

Karena negara yang sehat harus mampu mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, yaitu stabilitas sosial dengan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengatasi masalah fakir miskin.

 

Selain itu, menurut Kaswanto, stabilitas politik harus mampu melindungi segenap tumpah darah bangsa Indonesia. Sehingga ketiga pilar tersebut sebagai syarat mutlak untuk kemajuan negara dan bangsa yang harus damai, aman, berkecukupan bagi seluruh rakyat.

 

Tapi semua itu belum mampu diwujudkan oleh pemerintah sebagai tumpuan bagi seluruh rakyat yang telah memberi mandat untuk mengelola negara demi dan untuk seluruh rakyat agar sejahtera dan menikmati keadilan.

 

Jadi jelas konstitusi Indonesia telah mengamanatkan agar penyelenggara negara mewujudkan kecerdasan bangsa yang tidak cuma sekedar kecerdasan intelektual, tapi juga spiritual serta mengatasi rakyat miskin.

 

Artinya jelas sistem untuk melaksanakan amanah untuk bangsa dan negara itu sudah ada dalam konstitusi kita, hanya penyelenggaranya sebagai aparat negara memang memble, tidak punya etika, moral dan akhlak yang terjaga, karena kering nuansa spiritual.

 

Oleh karena kering nya nilai-nilai spiritual ini akibatnya etika, moral dan akhlak penyelenggara negara jadi bobrok. Dampaknya korupsi, penyelewengan serta sikap khianat, munafik, culas dan inkonsistensi tanpa rasa risi dan malu  mereka lakukan seperti yang semaki marak terjadi sekarang. Korupsi seakan telah menjadi budaya yang melampaui batas.

 

Maka itu, masalah kebrengsekan politik, keculasan dalam ekonomi serta rasa ketidak peduli pada masalah sosial dan budaya — bahkan agama mereka abaikan. Sebab para politisi dan ekonom serta kaum intelektual Indonesian cukup banyak.

 

Tapi apa artinya kecerdasan intelektual tanpa memiliki kecerdasan spiritual. Lantaran, dimensi spiritual yang mampu menjaga, merawat dan membiakkan kemampuan intelektual agar amanah mampu ko dipahami sebagai ibadah demi dan untuk orang banyak. Bukan memperbesar diri dan memperkaya diri dengan cara menghalalkan semua cara, termasuk untuk terus berkuasa dan mengangkangi negeri ini.

 

Catatan khusus dari pemaparan ini spesial untum sahabat Kaswanto, Pengusaha Muda dari Karanganyar, Jawa tengah yang resah dan gundah terhadap kondisi konomi Indonesia pada hari ini. Dia pun berjanji akan mengurai benang kusut yang melilit ekonomi Indonesia hingga menjadi tidak berdaya seperti sekarang. Dan kasus bangkrutnya PT. Sritex juga akan menjadi bahan acuan bahasannya***

About The Author

banner 300250
banner 468x60
Exit mobile version
Verified by MonsterInsights