Jakarta, 17 Desember 2024 – Prabowo Subianto, salah satu tokoh militer dan politik Indonesia, dikenal memiliki perjalanan panjang dalam karier militernya. Salah satu momen penting dalam sejarah militernya adalah keterlibatannya dalam Operasi Seroja, operasi militer yang dilakukan Indonesia di Timor Timur (kini Timor Leste) pada tahun 1975.
Operasi Seroja diluncurkan setelah proklamasi kemerdekaan Timor Timur oleh Fretilin, yang dipandang sebagai ancaman oleh pemerintah Indonesia saat itu. Operasi ini bertujuan untuk mengintegrasikan wilayah tersebut ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai seorang perwira muda di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), cikal bakal Kopassus, Prabowo memainkan peran penting dalam misi-misi strategis.
Prabowo dikenal memimpin sejumlah operasi khusus yang berisiko tinggi selama penugasan di Timor Timur. Salah satu misi yang sering diangkat adalah operasi infiltrasi untuk melumpuhkan kelompok pemberontak dan mempertahankan stabilitas wilayah. Kepemimpinannya dalam situasi sulit menjadi sorotan, dan ia dianggap sebagai salah satu perwira dengan kemampuan strategi dan lapangan yang mumpuni.
Namun, keterlibatan Indonesia dalam Operasi Seroja tidak lepas dari kontroversi, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Tuduhan pelanggaran HAM yang terjadi selama operasi menjadi salah satu isu yang terus dibahas hingga kini.
Prabowo sendiri, ketika diwawancarai dalam berbagai kesempatan, menyebut bahwa pengalamannya di Timor Timur adalah bagian dari tugas negara. Ia juga menyatakan bahwa sebagai seorang prajurit, ia selalu menjalankan perintah atasan dengan penuh tanggung jawab.
Kini, sebagai Presiden Republik Indonesia Prabowo kerap mengingatkan pentingnya pelajaran dari sejarah untuk menjaga integritas bangsa dan menghormati hak asasi manusia. Kiprah militernya, termasuk pengalaman di Operasi Seroja, menjadi bagian dari perjalanan panjang yang membentuk dirinya sebagai tokoh nasional.
Operasi Seroja tetap menjadi salah satu bab penting dalam sejarah hubungan Indonesia dan Timor Leste, serta dalam perjalanan karier Prabowo Subianto sebagai seorang prajurit dan pemimpin.
About The Author
