Jakarta – Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi maritim yang sangat besar dan strategis. Sejak Deklarasi Juanda tahun 1957, Indonesia menegaskan statusnya sebagai negara kepulauan (Archipelago State) yang diakui melalui United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982. Penetapan ini menjadi momentum penting dalam memastikan kedaulatan dan pengelolaan wilayah laut Indonesia, yang selanjutnya diatur dalam berbagai undang-undang dan peraturan, termasuk UU No. 6 Tahun 1996 dan PP No. 36 Tahun 2002. (20/1/2025)
Namun, meskipun memiliki luas wilayah laut sebesar 6,4 juta kilometer persegi dan potensi sumber daya alam yang melimpah, perhatian terhadap sektor maritim masih dianggap kurang optimal. Data dari Atlantika Institut Nusantara menunjukkan bahwa sektor kelautan Indonesia belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau memperkuat pertahanan nasional.
Potensi Kekayaan Laut Indonesia
Laut Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Dengan 17.504 pulau, Indonesia memiliki 51.000 kilometer persegi terumbu karang atau 18% dari total terumbu karang dunia. Indonesia juga menjadi habitat bagi 6 dari 7 spesies penyu dunia dan memiliki kawasan mangrove dengan kandungan karbon yang tertinggi di dunia.
Tidak hanya itu, kawasan laut Indonesia, yang masuk dalam Coral Triangle, menjadi magnet bagi wisata bahari, seperti selancar di Mentawai, Tanjung Setia, dan Nias. Sumber daya alam seperti ikan dan hasil laut lainnya memiliki potensi besar, namun belum dikelola secara maksimal untuk menopang ekonomi nasional.
Tantangan Keamanan Laut
Selain potensi sumber daya, perairan Indonesia juga menghadapi tantangan besar, mulai dari pencurian ikan, pencemaran laut oleh sampah plastik, hingga ancaman pelanggaran wilayah oleh kapal asing. Sampah plastik, misalnya, diperkirakan mencapai 480 ribu hingga 1,29 juta ton setiap tahun, menyebabkan kerugian ekonomi hingga USD 450 juta per tahun.
Kekuatan pengamanan laut juga masih menjadi perhatian serius. Dengan luas wilayah laut yang besar, kekuatan Pasukan Marinir Indonesia dinilai masih terbatas, baik dari segi personel, fasilitas, maupun teknologi. Padahal, peran Marinir sangat vital dalam menjaga kedaulatan, mengamankan pulau-pulau terluar, dan menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
Harapan Menuju Kejayaan Maritim
Hasrat untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan maritim dunia bukanlah hal baru. Sejak era Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, Nusantara telah dikenal sebagai kekuatan maritim. Kini, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengulang kejayaan itu, terutama dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
Langkah konkret diperlukan, mulai dari peningkatan kualitas dan kuantitas armada militer laut, pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan, hingga perlindungan terhadap ekosistem laut. Selain itu, perhatian terhadap kesejahteraan prajurit Marinir juga menjadi hal mendesak untuk memastikan optimalisasi pengamanan wilayah laut Indonesia.
Sebagai negara dengan 17 ribu lebih pulau, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan memanfaatkan potensi kelautannya demi kemakmuran rakyat dan penguatan posisi di kancah internasional. Dengan komitmen yang kuat dan kebijakan yang tepat, kejayaan maritim Indonesia bukan sekadar mimpi, melainkan suatu keniscayaan.
Tidak ada komentar