Pekanbaru, 22 Februari 2025 โ Aksi damai yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa dari Aliansi Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Riau (AGPEMARI) berubah menjadi drama penuh intrik. Seorang oknum perwira polisi beserta anggota dari Intel Polresta Pekanbaru diduga memainkan “skenario” dengan menjanjikan perwakilan demonstran bertemu dengan Komisi III DPR RI, yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Mapolda Riau.
Namun, dengan polosnya massa aksi tersebut mengikuti arahan aparat tersebut, setelah menunggu lebih dari dua jam di ruang Intelkam Polda Riau, janji itu hanya isapan jempol! Tidak ada satu pun anggota Komisi III DPR RI yang menemui massa aksi. Ada apa sebenarnya? Mengapa mahasiswa seolah-olah di-“PHP” oleh aparat? Apakah ini skema untuk meredam aksi mereka?
Ada Apa dengan Kejati dan Polda Riau?
Koordinator lapangan aksi, Johan Manurung, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap oknum perwira Polresta Pekanbaru dan Direktur Intelkam Polda Riau.
“Kami sangat kecewa! Mereka meminta kami menghentikan aksi dengan dalih akan mempertemukan kami dengan Komisi III DPR RI. Namun, setelah menunggu berjam-jam, ternyata itu hanya akal-akalan belaka!” tegas Johan.
Lebih lanjut, mahasiswa mempertanyakan sikap Kejati Riau dan Polda Riau yang terkesan melindungi dugaan korupsi besar-besaran di PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
- Kenapa Kejati Riau menghentikan penyelidikan kasus dugaan korupsi proyek geomembrane Rp200 miliar?
-
Kenapa Polda Riau justru membungkam mahasiswa yang ingin memperjuangkan transparansi?
-
Apakah ada upaya untuk melindungi oknum-oknum tertentu di PT PHR?
Janji Palsu atau Skenario Terencana?
AGPEMARI menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam atas skema licik ini. Mereka mendesak Komisi III DPR RI untuk benar-benar menekan aparat penegak hukum di Riau agar mengusut tuntas dugaan kasus korupsi di PT PHR yang sebelumnya dihentikan oleh Kejati Riau.
“Kami akan segera meminta klarifikasi kepada oknum perwira Intelkam Polresta Pekanbaru dan Direktur Intelkam Polda Riau. Apa motif mereka sebenarnya?” ujar Johan.
Awak media yang berada di Mapolda Riau saat itu mengatakan bahwa, saat perwakilan AGPEMARI masuk dari gedung samping kanan, Komisi III DPR RI dan Kejati Riau justru keluar dari pintu depan Mapolda Riau. Kejadian ini semakin memperkuat dugaan bahwa bujukan kepada mahasiswa AGPEMARI hanya dijadikan alat untuk meredam gejolak publik tanpa ada niat serius dari aparat untuk menindaklanjuti tuntutan mereka.
Polda Riau Bungkam! Kejati Riau Menghindar?
Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Direktur Intelkam Polda Riau, Kombes Pol Wimboko, tidak membantah adanya upaya pertemuan tersebut. Namun, ia enggan memberikan penjelasan lebih lanjut dan malah mengarahkan wartawan untuk berkoordinasi dengan Kabid Humas Polda Riau.
“Monggo koordinasi dengan Kabid Humas,” jawabnya singkat.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Kejati Riau dan Bidang Humas Polda Riau belum memberikan tanggapan resmi terkait peristiwa ini, meskipun wartawan telah berupaya menghubungi Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Anom Karbianto.
Masyarakat Harus Buka Mata!
Kasus ini semakin memperlihatkan betapa korupsi masih menjadi momok di negeri ini, bahkan aparat hukum diduga ikut bermain di dalamnya. Apakah ini bentuk impunitas? Siapa yang sedang dilindungi?
Mahasiswa dan masyarakat Riau tidak akan diam! Mereka berjanji akan terus mengawal kasus ini hingga ke tingkat nasional, mereka juga mengancam akan lakukan aksi kembali dengan jumlah massa yang lebih besar.
Salam mahasiswa dan masyarakat Riau, Indonesia Kuat Tanpa Korupsi!
About The Author
Eksplorasi konten lain dari ๐๐๐๐๐๐๐๐๐.๐๐๐
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
