Pekanbaru, 1 Mei 2025 โ Memperingati Hari Buruh Internasional, sejumlah buruh di Provinsi Riau memilih menyampaikan aspirasi mereka melalui media, berharap suara mereka didengar publik dan pemerintah. Mereka menyoroti ketimpangan yang masih nyata terjadi di dunia kerja, mulai dari upah tidak layak, jaminan sosial yang belum merata, hingga lemahnya pengawasan pemerintah.
โKami sudah bertahun-tahun bekerja, tapi upah tetap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jaminan kesehatan juga hanya dinikmati sebagian, sementara yang lain tidak jelas statusnya,โungkap Irma (38), buruh pabrik asal Pekanbaru.
MataXpost.comTiada Kebenaran Yang Mendua
Keluhan serupa datang dari Andi (42), buruh kontrak di sektor perkebunan sawit.
โKontrak kami sering diperpanjang tanpa kepastian jadi karyawan tetap. Kalau ada kecelakaan kerja, perusahaan seakan lepas tangan,โ ujarnya.
Ia juga menyebutkan masalah lain yang kerap dihadapi buruh sawit, mulai dari upah di bawah UMK, beban target panen yang memberatkan, hingga minimnya akses pendidikan dan kesehatan bagi keluarga buruh di lokasi terpencil.
โKami sering kerja lembur tanpa tambahan upah, anak-anak kami sulit sekolah, dan kalau sakit harus pergi jauh karena tidak ada klinik,โ katanya.
Tak hanya di perkebunan, keluhan datang pula dari sejumlah buruh subkontraktor di pabrik kertas PT Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP). Mereka mengaku bekerja tanpa jaminan BPJS Kesehatan maupun Ketenagakerjaan, bahkan tanpa menerima slip gaji.
โUpah kami jauh di bawah UMK. Kalau sakit atau ada masalah, kami harus tanggung sendiri,โ ungkap salah satu buruh yang enggan disebutkan namanya. Kondisi ini membuat buruh subkontraktor rentan dieksploitasi dan sulit memperjuangkan hak-hak mereka.
Para buruh secara khusus mengkritik kinerja Kepala Dinas Ketenagakerjaan Riau, Bobby Rahmat, yang mereka nilai belum maksimal dalam menyelesaikan persoalan ketenagakerjaan.
โBanyak laporan masuk, tapi tindak lanjutnya minim. Pengawasan di lapangan nyaris tidak terasa. Ada kesan dibiarkan begitu saja,โ kata Fadli dari SPTI
Aspirasi yang disampaikan ke media ini mencerminkan harapan besar agar pemerintah tidak menutup mata terhadap persoalan yang sudah lama terjadi. Mereka berharap momentum Hari Buruh ini menjadi pemantik perbaikan nyata.
โKami ingin suara kami sampai ke pemerintah, agar ada perubahan nyata, bukan janji-janji kosong,โ tegas Doni salah satu perwakilan buruh.
Hari Buruh 2025 di Riau sekali lagi menjadi pengingat bahwa kesejahteraan buruh, baik di sektor perkebunan, pabrik, maupun subkontraktor, masih jauh dari kata sejahtera. Kini, bola ada di tangan pemerintah untuk menjawab tuntutan yang sudah lama disuarakan.
About The Author
Eksplorasi konten lain dari ๐๐๐๐๐๐๐๐๐.๐๐๐
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.