x

Hilang Bak Ditelan Bumi, Wakil Gubernur Riau Menghilang Usai Isu Defisit APBD Meledak

waktu baca 3 menit
Rabu, 25 Jun 2025 12:53 33 Editor

PEKANBARU – Gubernur Riau Abdul Wahid belakangan ini terlihat terus bergerak sendiri. Dari rapat-rapat penting hingga kunjungan lapangan, sang gubernur tampil tanpa didampingi wakilnya, SF Haryanto, yang tak lagi muncul sejak isu defisit APBD meledak ke ruang publik. (25/06)

 

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat maupun elite lokal: apakah memang SF Haryanto sengaja meninggalkan Wahid, atau justru ini bagian dari skenario politik yang sedang digarap diam-diam?

 

Gubernur Wahid, dalam berbagai agenda resmi dan konferensi pers, kerap menyinggung kondisi keuangan daerah yang menurutnya berada dalam situasi kritis akibat warisan buruk perencanaan anggaran masa lalu. Namun di saat publik berharap kehadiran pemimpin yang solid dan kompak, justru yang terjadi adalah ketidakhadiran total dari sang wakil.

 

Data dari dokumentasi resmi Pemprov Riau menunjukkan setidaknya 14 agenda penting dalam tiga pekan terakhir hanya dihadiri oleh Gubernur Abdul Wahid. Termasuk sidang paripurna di DPRD, forum kepala daerah se-Sumatera, hingga rapat pengendalian inflasi dan kemiskinan.

 

Pemandangan ini jelas berbeda dari bulan-bulan awal kepemimpinan mereka, saat Wahid dan SF Haryanto masih terlihat beriringan.

 

Seorang sumber internal di lingkungan Pemprov yang meminta namanya dirahasiakan menyebut bahwa hubungan keduanya kini “dingin dan formal”. Bahkan, beberapa staf mengaku tak lagi melihat komunikasi aktif di antara mereka sejak pernyataan Wahid soal defisit dilontarkan ke publik.

 

Sengaja Menghilang atau Disingkirkan? Berkembang spekulasi liat ditengah masyarakat, beberapa pengamat politik menduga, absennya SF Haryanto bisa saja disengaja sebagai bentuk protes atau bahkan perlindungan diri dari kemungkinan terseret dalam pusaran kesalahan perencanaan anggaran. Mengingat Haryanto adalah arsitek utama APBD semasa menjabat Sekda.

 

“Bisa jadi ini semacam ‘pembersihan citra’ sepihak oleh Wahid, dan Haryanto memilih diam daripada terseret dalam narasi kegagalan,” ujar Iqbal Ramadhani salah satu warga Pekanbaru

 

Namun ada pula yang mencium aroma rekayasa politik. Duet ini bisa saja sedang memainkan peran diam-diam  Wahid tampil sebagai pembersih warisan lama, sementara SF Haryanto perlahan menjauh untuk disiapkan pada panggung politik lain.

 

Drama Politik di Balik Diamnya Wakil Gubernur? Tidak sedikit yang menyebut ini hanyalah episode awal dari konflik internal yang segera pecah.

 

“Bisa jadi SF Haryanto sedang disiapkan sebagai ‘kambing hitam’ atas defisit anggaran. Atau sebaliknya, Wahid sedang menata panggung politiknya sendiri,” ujar Rita Prameswari, pengamat politik lokal.

 

Apapun yang sebenarnya terjadi, publik kini hanya bisa menebak-nebak, Apakah duet ini benar-benar pecah? Atau justru sedang menyusun strategi diam-diam yang akan mengguncang peta kekuasaan Riau ke depan?

 

Yang jelas, di tengah kekacauan APBD dan beban rakyat yang semakin berat, Riau kini hanya tampak dipimpin oleh satu wajah  tanpa bayangan wakil di sampingnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x