PEKANBARU โ Maraknya tempat hiburan malam yang melanggar aturan di Kota Pekanbaru kini memicu keresahan warga dan pengunjung. Di tengah momentum kehadiran Kapolri di Ibu Kota Provinsi Riau, sejumlah elemen pemuda dan aktivis mendesak tindakan tegas. Aliansi Pemuda Jaga Pekanbaru Bersih meminta Kapolri agar memerintahkan Kapolda Riau dan jajarannya untuk menertibkan seluruh tempat hiburan malam yang dinilai telah melewati batas kewajaran terutama tempat hiburan malam Angel Wings di Jalan Jenderal Sudirman. (12/07)
โAngel Wings adalah simbol dari pembiaran dan pelanggaran yang dibiarkan terlalu lama. Kami meminta tempat ini ditutup permanen!โ tegas Mustakim, Sekjend Aliansi Pemuda Jaga Pekanbaru Bersih, dalam keterangannya, Rabu (25/6).
Angel Wings diduga melakukan berbagai pelanggaran serius, mulai dari pengemplangan pajak hiburan dan pajak minuman beralkohol, pelanggaran jam operasional, gangguan kebisingan di kawasan padat penduduk, hingga pengabaian standar keselamatan pengunjung.
โIni bukan semata persoalan administrasi. Ini soal keselamatan publik. Suara bising di tengah pemukiman, pajak yang tak jelas, dan fasilitas keselamatan yang mengerikan,โ ujar Mustakim.
Ia menyoroti kondisi tangga sempit dan akses evakuasi yang tidak sesuai standar keselamatan, yang berpotensi menyebabkan tragedi jika terjadi kebakaran atau kepanikan massal. โApakah kita harus menunggu jatuh korban jiwa dulu baru pemerintah turun tangan?โ tanyanya dengan nada geram.
Sebagai bentuk protes, aliansi akan menggelar aksi damai langsung di depan Angel Wings, bukan di kantor pemerintah atau DPRD. โKami akan datang ke pusatnya langsung, ke tempat maksiat ini. Biar publik tahu wajah bobrok dunia hiburan malam yang dibiarkan liar. Angel Wings harus ditutup selamanya!โ tegas Mustakim
Ia juga menyerukan keterlibatan masyarakat luas, terutama warga sekitar Angel Wings, dalam gerakan moral bersama yang bertepatan dengan peringatan HUT Kota Pekanbaru. โIni bukan sekadar aksi reaksi. Ini gerakan rakyat demi kota yang bersih dan bermartabat,โ katanya.
Mustakim menambahkan, keberadaan tempat hiburan malam yang tetap beroperasi di saat Kapolri sedang berada di Pekanbaru dan bahkan diberi gelar adat, merupakan bentuk ketidakpatuhan yang mencederai nilai-nilai kearifan lokal. โIni bumi Lancang Kuning, tanah Melayu yang menjunjung tinggi adat. Ketika Kapolri datang dan diberi gelar kehormatan adat, semua pihak seharusnya tahu diri dan menjaga marwah. Bukan malah membuka tempat hiburan malam seolah tak menghargai adat dan tamu besar yang datang,โ ucapnya.
Ia meminta Kapolri dan Kapolda Riau agar segera turun tangan dan tidak menutup mata terhadap keresahan publik. Pemerintah Kota Pekanbaru pun didesak agar tidak bersikap pasif menghadapi pelanggaran terang-terangan.
โSudah cukup kompromi selama ini. Kami akan terus bergerak sampai tempat ini ditutup. Jangan biarkan kota ini dipenuhi penyakit masyarakat akibat pembiaran aparat,โ tutup Mustakim.[web_stories title=”true” excerpt=”false” author=”true” date=”true” archive_link=”true” archive_link_label=”PEKANBARU โ Maraknya tempat hiburan malam yang melanggar aturan di Kota Pekanbaru kini memicu keresahan warga dan pengunjung. Di tengah momentum kehadiran Kapolri di Ibu Kota Provinsi Riau, sejumlah elemen pemuda dan aktivis mendesak tindakan tegas. Aliansi Pemuda Jaga Pekanbaru Bersih meminta Kapolri agar memerintahkan Kapolda Riau dan jajarannya untuk menertibkan seluruh tempat hiburan malam yang dinilai telah melewati batas kewajaran terutama tempat hiburan malam Angel Wings di Jalan Jenderal Sudirman. (12/07) โAngel Wings adalah simbol dari pembiaran dan pelanggaran yang dibiarkan terlalu lama. Kami meminta tempat ini ditutup permanen!โ tegas Mustakim, Sekjend Aliansi Pemuda Jaga Pekanbaru Bersih, dalam keterangannya, Rabu (25/6). Angel Wings diduga melakukan berbagai pelanggaran serius, mulai dari pengemplangan pajak hiburan dan pajak minuman beralkohol, pelanggaran jam operasional, gangguan kebisingan di kawasan padat penduduk, hingga pengabaian standar keselamatan pengunjung. โIni bukan semata persoalan administrasi. Ini soal keselamatan publik. Suara bising di tengah pemukiman, pajak yang tak jelas, dan fasilitas keselamatan yang mengerikan,โ ujar Mustakim. Ia menyoroti kondisi tangga sempit dan akses evakuasi yang tidak sesuai standar keselamatan, yang berpotensi menyebabkan tragedi jika terjadi kebakaran atau kepanikan massal. โApakah kita harus menunggu jatuh korban jiwa dulu baru pemerintah turun tangan?โ tanyanya dengan nada geram. Sebagai bentuk protes, aliansi akan menggelar aksi damai langsung di depan Angel Wings, bukan di kantor pemerintah atau DPRD. โKami akan datang ke pusatnya langsung, ke tempat maksiat ini. Biar publik tahu wajah bobrok dunia hiburan malam yang dibiarkan liar. Angel Wings harus ditutup selamanya!โ tegas Mustakim Ia juga menyerukan keterlibatan masyarakat luas, terutama warga sekitar Angel Wings, dalam gerakan moral bersama yang bertepatan dengan peringatan HUT Kota Pekanbaru. โIni bukan sekadar aksi reaksi. Ini gerakan rakyat demi kota yang bersih dan bermartabat,โ katanya. Mustakim menambahkan, keberadaan tempat hiburan malam yang tetap beroperasi di saat Kapolri sedang berada di Pekanbaru dan bahkan diberi gelar adat, merupakan bentuk ketidakpatuhan yang mencederai nilai-nilai kearifan lokal. โIni bumi Lancang Kuning, tanah Melayu yang menjunjung tinggi adat. Ketika Kapolri datang dan diberi gelar kehormatan adat, semua pihak seharusnya tahu diri dan menjaga marwah. Bukan malah membuka tempat hiburan malam seolah tak menghargai adat dan tamu besar yang datang,โ ucapnya. Ia meminta Kapolri dan Kapolda Riau agar segera turun tangan dan tidak menutup mata terhadap keresahan publik. Pemerintah Kota Pekanbaru pun didesak agar tidak bersikap pasif menghadapi pelanggaran terang-terangan. โSudah cukup kompromi selama ini. Kami akan terus bergerak sampai tempat ini ditutup. Jangan biarkan kota ini dipenuhi penyakit masyarakat akibat pembiaran aparat,โ tutup Mustakim.”
Tidak ada komentar