ROKAN HULU – Gedung DPRD Kabupaten Rokan Hulu, Selasa (15/07/2025), mendadak jadi pusat perhatian. Seorang perempuan berinisial DLM datang dari Pekanbaru dan secara resmi melaporkan suaminya sendiri yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Rohul ke Badan Kehormatan (BK). Tuduhannya tidak main-main: lima bulan ditinggal tanpa kabar, tanpa nafkah, tanpa tanggung jawab. (16/07)
“Tidak ada komunikasi, tidak ada nafkah lahir maupun batin. Saya bahkan tak tahu lagi di mana keberadaannya,” ujar DLM dengan mata berkaca-kaca.
Pengaduan tersebut diterima langsung oleh Bagian Umum Sekretariat DPRD Rohul. DLM menegaskan, langkah ini diambil bukan karena dendam, tapi karena sudah tidak ada jalan lain untuk mencari kejelasan.
“Saya bukan datang untuk mempermalukan, tapi menuntut tanggung jawab. Saya masih punya hati, tapi jangan diinjak,” katanya dengan suara bergetar.
DLM mengungkapkan bahwa dirinya turut berperan dalam perjuangan politik sang suami. Ia mendampingi sejak proses pencalonan hingga berhasil duduk di kursi dewan. Namun setelah terpilih, justru dirinya yang seolah dihapus dari kehidupan sang wakil rakyat.
“Dulu dia butuh dukungan, saya selalu ada. Sekarang setelah menang, saya dianggap tidak ada. Habis manis, sepah dibuang,” ucapnya lantang.
Ia juga mengancam akan membawa persoalan ini ke jalur hukum jika sang suami terus menghindar. “Kalau dia tetap tidak mau menyelesaikan ini secara baik-baik, saya tidak akan diam. Saya siap buka semuanya.”
Usai menyerahkan surat pengaduan, DLM yang didampingi rekannya terlihat duduk di lorong gedung dewan. Sejumlah ASN dan wartawan terlihat memperhatikan dan menyapanya, sebagian bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan dari pihak DPRD Rohul maupun dari anggota dewan yang dilaporkan. Publik kini menunggu, apakah lembaga legislatif dan partai tempat sang suami bernaung akan bersikap, atau justru memilih bungkam atas persoalan yang menyentuh etika dan tanggung jawab seorang wakil rakyat (rls02)