“Masyarakat adat yang berladang dituduh merambah, tapi perusahaan yang menanami ribuan hektare akasia dan sawit di taman nasional malah dibiarkan. Ini bukan sekadar kelalaian, ini pembiaran struktural,” ucap Datuk Zulkifli salah satu tokoh adat Pelalawan.
Hingga kini, Tesso Nilo yang beberapa waktu lalu dikunjungi langsung oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin telah mengalami penyusutan luas kawasan hutan akibat konversi dan pembiaran. Jalan korporasi menjadi koridor perambahan. Dan Satgas PKH, alih-alih menjadi garda penyelamat hutan, justru dinilai sebagian pihak berubah menjadi simbol ketakberdayaan negara di hadapan kuasa modal.