x

Polemik PBB Pekanbaru: DPRD Bongkar Kenaikan Warisan Era Muflihun, Agung Nugroho Jadi โ€œCuci Piringโ€-nya

waktu baca 2 menit
Sabtu, 16 Agu 2025 14:59 39 Editor

PEKANBARU โ€“ Polemik kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Pekanbaru makin panas. Publik gaduh, isu simpang siur bertebaran. Tak sedikit yang menuding Wali Kota Agung Nugroho menaikkan tarif secara diam-diam. Namun fakta sesungguhnya: kenaikan tajam PBB justru lahir dari kebijakan lama, warisan era Penjabat (Pj) Wali Kota Muflihun.

Ketua Bapemperda DPRD Pekanbaru, Faisal Islami, menegaskan, lonjakan PBB hingga 300 persen bukan kebijakan Agung Nugrohoโ€“Markarius Anwar. Dasar hukumnya jelas: Peraturan Daerah (Perda) yang diketok palu akhir 2023, saat Muflihun masih berkuasa.

โ€œTarif PBB naik dari 0,1 persen jadi 0,3 persen. Mulai berlaku 4 Januari 2024. Jadi jelas, ini bukan keputusan Wali Kota sekarang,โ€ tegas Faisal, Jumat (15/8/2025).

Muflihun sendiri memimpin Pekanbaru selama dua tahun (Mei 2022โ€“Mei 2024). Pada periode itulah, usulan Perda PBB digodok Pemko, dibahas DPRD, lalu disahkan. Kini, โ€œbom waktuโ€ itu meledak di era Agung Nugroho.

Faisal yang juga Ketua KNPI Pekanbaru mengaku menerima banyak keluhan warga. Tagihan PBB melonjak tajam, membuat publik kaget sekaligus geram. Apalagi sosialisasi kala itu minim, bahkan nyaris tak terdengar.

โ€œKami sangat menyayangkan jika ada pihak yang menggiring opini seolah kenaikan ini dilakukan diam-diam oleh Wali Kota sekarang. Padahal Pemko saat ini justru sudah menyatakan niat menurunkan tarif PBB,โ€ ujarnya.

Ia memperingatkan, polemik ini jangan dipelintir menjadi permainan politik murahan. โ€œJangan sampai yang menaikkan siapa, tapi yang menanggung beban politiknya siapa. Itu jelas tidak adil,โ€ sindirnya.

Faisal menegaskan, DPRD siap membuka ruang pembahasan revisi Perda PBB bersama Pemko.

โ€œKeluhan warga harus dijawab. Tarif yang terlalu memberatkan tidak boleh dibiarkan berlarut. Kalau pemerintah sekarang serius menurunkan, DPRD siap mengawal,โ€ tutupnya.

Pandangan Pakar dan tokoh masyarakat

Pengamat kebijakan publik di Pekanbaru, Zulkarnain, menilai kenaikan PBB ini adalah contoh buruk lemahnya perencanaan dan sosialisasi kebijakan. โ€œKebijakan fiskal sebesar ini seharusnya disiapkan dengan matang, bukan dilempar begitu saja. Minimnya sosialisasi membuat masyarakat merasa ditipu, dan akhirnya yang sedang berkuasa yang dipersalahkan,โ€ katanya.

Menurut Afriko tokoh masyarakat pekanbaru, posisi Agung Nugroho yang baru 6 bulan menjabat saat ini ibarat โ€œcuci piringโ€ dari warisan pemerintahan lama.

โ€œSecara politik, wajar publik menyalahkan pemimpin yang sedang menjabat. Tapi secara etis, beban ini mestinya ditanggung pihak yang merancang kebijakan sejak awal. Transparansi harus dibuka agar masyarakat paham siapa yang menaikkan dan siapa yang berupaya menurunkan,โ€ tegasnya

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x