PERAWANG, SIAK β Ribuan warga asal Pesisir Selatan yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pesisir Selatan (IKPS) dan Barisan Muda Pesisir Selatan (BAMPERS) Provinsi Riau memadati Taman Motoyoko, Perawang Kilometer 5, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Jumat malam (2/8/2025), dalam kegiatan Silaturahmi Akbar yang penuh semangat kebersamaan dan persaudaraan.
Acara ini tidak hanya dihadiri para tokoh pendiri dan pengurus inti, tetapi juga melibatkan seluruh jajaran pengurus IKPS dan BAMPERS dari tingkat DPD hingga DPC se-Riau. Kehadiran mereka menjadi bukti kuat bahwa semangat kolektif warga Minang di rantau tetap terjaga dan tumbuh di atas fondasi budaya dan solidaritas.
Turut hadir secara khusus Wakil Bupati Pesisir Selatan, yang menjadi representasi langsung dari perhatian dan dukungan pemerintah daerah terhadap komunitas perantauan di Riau. Deretan tokoh pendiri IKPS dan BAMPERS yang ikut hadir antara lain:
1. Bpk. Samsurakan Chaniago
2. Prof Adnan Kasri
3. H. Jhon Satri, SH., MH.
4. Pak Zulpardisah
5. Pak Irman Sasrianto
6. Pak Julhakim
7. Pak Syahrial, SH.
Ketua BAMPERS Riau, Sesmardi, dalam sambutannya menyampaikan pesan kuat kepada seluruh kader dan anggota IKPS agar menjaga kekompakan dan tidak mudah dipecah oleh isu-isu yang berpotensi merusak persatuan.
βJaga kekompakan. Jangan sampai kita tercerai-berai karena isu atau kepentingan sempit. Toleransi, persatuan, dan rasa persaudaraan harus kita tanamkan dalam hati,β ujar Sesmardi kepada awak media.
Acara berlangsung dalam suasana hangat penuh kekeluargaan, ditandai dengan penampilan seni Minang, tausiyah kebangsaan, serta dialog antar generasi. Momen ini tidak hanya mempererat hubungan internal komunitas, tetapi juga memperkuat posisi IKPS dan BAMPERS sebagai kekuatan sosial budaya di Provinsi Riau.
IKPS dan BAMPERS selama ini dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi. Kiprah mereka turut menjaga identitas Minangkabau di tengah masyarakat multietnis serta memperkuat jaringan antarperantau di berbagai wilayah.
Silaturahmi Akbar ini sekaligus menjadi simbol bahwa semangat βdima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuangβ terus hidup dan berakar kuat dalam sanubari perantau Pesisir Selatan di Riau.