
.


Mataxpost | Bengkalis, Persoalan penyeberangan Ro-Ro di Kabupaten Bengkalis kembali menyulut kemarahan publik. Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Swarna Putri yang baru beberapa hari beroperasi setelah selesai docking, kembali rusak dan dinyatakan keluar lintasan. Padahal kapal tersebut baru saja diperbaiki dengan anggaran perawatan yang tidak sedikit. (10/10)

Dokumen resmi PT Jembatan Nusantara tertanggal 7 Oktober 2025 menyebutkan, KMP Swarna Putri mengalami kerusakan pada as propeler mesin kiri hingga menyebabkan kebocoran di ruang kamar mesin. Nakhoda kapal pun resmi mengajukan permohonan keluar lintasan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Tak lama setelah itu, Dinas Perhubungan Bengkalis merilis pemberitahuan bahwa kini hanya dua kapal yang beroperasi dan meminta maaf atas ketidaknyamanan masyarakat. Namun permintaan maaf itu justru memantik gelombang kekecewaan baru karena masalah serupa terus berulang dari tahun ke tahun.
โBaru selesai docking, belum seminggu beroperasi sudah rusak lagi. Ini bukan sekadar soal teknis, tapi soal kepercayaan publik terhadap pengelolaan anggaran,โ ujar Aprizal Xpos, pemerhati kebijakan publik di Bengkalis, Rabu (8/10).

Ia menegaskan, pemerintah daerah terutama Bupati Kasmarni seharusnya turun langsung menindak tegas dan memastikan anggaran perawatan kapal dikelola secara transparan.
โKalau pelayanan dasar seperti transportasi masyarakat saja tidak bisa dipikirkan serius, lalu di mana kepekaan pemerintah terhadap kebutuhan rakyatnya?โ tambahnya.
Kemarahan publik makin memuncak setelah beredarnya video pernyataan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis yang menyatakan siap mundur jika persoalan Ro-Ro tidak juga terselesaikan. Kini janji itu ditagih publik.
โKalau beliau sudah berani menyatakan siap mundur, sekarang waktunya menepati janji. Jangan biarkan masyarakat terus sengsara karena janji pejabat yang tidak ditepati,โ kata seorang warga di Pelabuhan Sungai Selari dengan nada tajam.

Pelabuhan Ro-Ro Bengkalis bukan sekadar fasilitas penyeberangan ia adalah urat nadi kehidupan masyarakat pulau. Pelabuhan ini menjadi sarana vital dan paling krusial dalam mendukung mobilitas warga, distribusi logistik, bahan pokok, hingga akses perekonomian antara Pulau Bengkalis dan daratan Sumatra.
Ketika satu kapal berhenti beroperasi, dampaknya langsung terasa: antrean kendaraan mengular berjam-jam, pengiriman bahan pokok terganggu, dan harga kebutuhan di pulau melonjak. Aktivitas ASN, pelajar, tenaga medis, dan pekerja swasta ikut tersendat. Setiap kali kapal rusak, roda ekonomi Bengkalis seolah ikut lumpuh.
โMasalah ini bukan baru sehari dua hari, sudah berulang kali terjadi. Tapi Bupati seolah menutup mata. Kalau pemimpin daerah tidak segera turun tangan, lalu siapa lagi yang harus kami harapkan?โ keluh seorang warga dengan nada kesal.
Minimnya respon pemerintah daerah membuat kepercayaan publik terus menurun. Warga mendesak evaluasi total terhadap layanan penyeberangan, termasuk perbaikan fasilitas pelabuhan yang kini rusak parah. Sejumlah titik jembatan dilaporkan tanpa penerangan, atap bangunan bocor, hingga pagar pembatas lapuk dan membahayakan pengguna.
โJangan hanya sibuk pencitraan, sementara rakyat menjerit di lapangan. Kami butuh solusi nyata, bukan janji-janji,โ ujar warga lainnya dengan nada kecewa.
Kondisi ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan buruknya manajemen transportasi laut di Bengkalis. Janji mundur yang tak ditepati dan abainya pemerintah daerah terhadap fasilitas vital rakyat memperkuat kesan bahwa pelayanan publik hanya dijadikan formalitas. Jika situasi ini terus dibiarkan, bukan hanya kapal yang karamย kepercayaan rakyat terhadap pemerintah pun ikut tenggelam.


Tidak ada komentar