.
Duo Kasat Serse Polresta Pekanbaru Dimutasi ke Polda, Ada Apa?
Mataxpost | Pekanbaru,- Dua perwira kunci di jajaran Polresta Pekanbaru resmi dimutasi ke Polda Riau, memunculkan berbagai pertanyaan publik mengenai arah kebijakan dan dinamika internal organisasi Polri di daerah. (29/11)
Pergantian ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolda Riau Nomor ST/1006/XI/KEP./2025 tanggal 27 November 2025 yang ditandatangani Karo SDM Polda Riau Kombes Pol Anissullah.
Mutasi dua pejabat sekaligus dalam satuan reserse ini terjadi di tengah tingginya intensitas penanganan kriminalitas dan narkotika di Pekanbaru, sehingga menimbulkan beragam tafsir mengenai urgensi dan momentum pergantian tersebut.
Kasatreskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra dipindahkan ke jabatan Analis Kebijakan Muda Bidang Bhabinkamtibmas Ditbinmas Polda Riau.
Mutasi dari jabatan komando lapangan ke posisi fungsional ini memicu perhatian publik, terutama karena Kompol Bery selama ini memegang peran strategis dalam mengawal penanganan sejumlah perkara menonjol. Secara resmi, pergantian ini dinyatakan sebagai bagian dari penyegaran organisasi.
Namun perpindahan ke jabatan non-komando kerap memunculkan berbagai interpretasi, terutama dalam konteks penataan struktur di level polres.
Posisinya kini diisi AKP Anggi Rian Diansyah, perwira yang sebelumnya bertugas sebagai Kaurbungkol Spripim Polda Riau dan dikenal memiliki pengalaman dalam struktur staf kepemimpinan.
Perubahan juga dilakukan pada jabatan Kasatresnarkoba. Kompol Bagus Faria ditarik ke Polda Riau untuk mengemban jabatan Ps Kasubdit 2 Ditresnarkoba, salah satu posisi teknis di direktorat yang membidangi penindakan kasus narkotika.
Tempatnya digantikan Kompol Mochamat Jacub N. Kamaru, yang sebelumnya menjabat Kanit 2 Subdit 2 Ditresnarkoba.
Pergeseran ini menandai penyegaran total pada dua satuan paling krusial dalam penanganan keamanan dan ketertiban masyarakat di kota dengan tingkat kriminalitas yang dinamis.
Dikutip dari cakaplah.com, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika menegaskan bahwa rotasi ini adalah bagian dari mekanisme internal Polri untuk menjaga ritme organisasi.
Ia menekankan bahwa pergantian pejabat bukan sesuatu yang luar biasa, melainkan langkah untuk memastikan bahwa pelayanan publik tetap optimal dan personel memiliki kesempatan pengembangan karier.
Penegasan ini disampaikan untuk meredam spekulasi publik, mengingat setiap mutasi pada posisi strategis kerap memunculkan berbagai pertanyaan di tengah masyarakat.
Di sisi lain, pergantian dua kasat sekaligus tidak dapat dihindari menimbulkan konsekuensi operasional. Pergeseran pejabat di tengah berjalannya berbagai penyelidikan dapat memengaruhi kontinuitas penanganan perkara.
Pejabat baru dipastikan membutuhkan waktu untuk memetakan ulang perkembangan kasus, memahami pola kerja anggota, serta menyesuaikan strategi penindakan.
Proses adaptasi semacam ini berpotensi menciptakan jeda singkat dalam ritme penanganan perkara, meski secara umum menjadi bagian dari dinamika alami pergantian komando.
Langkah Polda Riau mengganti dua komandan satuan reserse pada saat yang bersamaan juga menandai babak baru dalam penguatan struktur kepemimpinan Polresta Pekanbaru.
Pergantian ini berpotensi membawa perubahan pendekatan dalam penindakan kejahatan dan pemberantasan narkotika, dua isu yang menjadi sorotan utama masyarakat kota.
Publik kini menantikan sejauh mana pejabat baru dapat segera mengambil langkah konkret, mempercepat penanganan kasus, dan menjaga stabilitas keamanan di Pekanbaru.
Mutasi ini menegaskan bahwa dinamika di tubuh Polri terus berjalan, baik dalam rangka penyegaran organisasi maupun penyesuaian kebutuhan operasional.
Namun pertanyaan publik mengenai waktu, arah, dan dampaknya tetap menjadi bagian dari perhatian di lapangan, seiring masyarakat menunggu kinerja jajaran baru dalam menghadapi tantangan penegakan hukum yang semakin kompleks.
Pos terkait
Latest Post
.
.
.
.
.
Tidak ada komentar