
.

Plt Gubernur Riau, Sf HaryantoPekanbaru — Organisasi masyarakat SATU GARIS mendesak Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau untuk segera mencopot Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Riau, Erisman Yahya, yang dinilai sebagai penyebab kemunduran dunia pendidikan di Riau. (07/11)
Dalam pernyataannya, Afrizal And CPLA selaku perwakilan SATU GARIS menyebut bahwa sejak menjabat sebagai Penjabat (Pj) Kadisdik hingga menjadi Kadisdik definitif, Erisman Yahya telah gagal memperbaiki sistem pendidikan di provinsi tersebut.
Sejumlah pihak menilai di bawah kepemimpinan Erisman bersama Sekretaris Dinas (Sekdis) Arden Simeru, M.Kom, dan Kabid SMA Nasrul, Dinas Pendidikan Riau justru mengalami gejolak internal, kekacauan kebijakan, serta praktik yang dinilai tidak transparan.
“Erisman Yahya, Sekdis Arden Simeru, dan Kabid SMA Nasrul menjadi biang kerok gejolak internal di tubuh Dinas Pendidikan. Banyak kebijakan diambil sepihak, tanpa dasar profesionalisme dan tanpa mempertimbangkan kepentingan pendidikan,” ujar Afrizal.
Selain itu, SATU GARIS juga menyoroti sejumlah persoalan lain yang muncul selama kepemimpinan Erisman Yahya, di antaranya:
Afrizal menilai, keterlambatan gaji tersebut menunjukkan lemahnya sistem administrasi dan tanggung jawab pimpinan.
“Ribuan ASN dan guru belum menerima gaji, namun Kadisdik dan jajarannya seperti tidak merasa bersalah. Ini penghinaan bagi tenaga pendidik yang bekerja keras untuk anak-anak Riau,” ujarnya lagi.
SATU GARIS juga mendesak agar jabatan struktural Kepala Dinas Pendidikan Riau dikembalikan kepada figur yang memiliki latar belakang pendidikan, bukan sekadar pejabat administratif.
“Kita minta jabatan Kadisdik dikembalikan kepada orang yang paham dunia pendidikan. Jangan dijadikan lahan politik atau proyek. Pendidikan anak-anak Riau harus diselamatkan dari praktik suap dan kepentingan pribadi,” tegas Afrizal.
Afrizal juga menyinggung tindakan sepihak Dinas Pendidikan Riau yang mencopot salah satu kepala sekolah di SMK Negeri 3 Pekanbaru atas laporan LSM dan komite sekolah, menurut informasi bahwa komite sekolah adalah tim sukses nya Gubernur non aktif Abdul Wahid.
Ia menduga ada kepentingan pribadi di balik pencopotan tersebut, terutama terkait upaya penguasaan proyek pengadaan seragam sekolah di SMK tersebut.
“Ini sangat memalukan. Kepala sekolah dicopot hanya karena ada tekanan dan kepentingan tertentu. Ini bukti bahwa Dinas Pendidikan Riau sudah jauh dari nilai-nilai moral pendidikan,” pungkas Afrizal.
SATU GARIS menyatakan akan terus mengawal persoalan ini dan meminta Plt Gubernur Riau segera mengevaluasi kinerja Dinas Pendidikan secara menyeluruh, serta mencopot Erisman Yahya dan jajarannya demi memulihkan kembali marwah pendidikan Riau.


Tidak ada komentar