MENU Senin, 08 Des 2025
x
.

Aktivis SATU GARIS Soroti Kerusakan Alam Hutan Gulamo Kampar, Riau

waktu baca 2 menit
Senin, 8 Des 2025 07:43

Mataxpost | Pekanbaru,- Viralnya sebuah video yang dikirimkan oleh warga ke redaksi mengenai aktivitas pembabatan hutan di Gulamo membuat isu ini semakin menjadi sorotan publik.ย  (08/12)

Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu, terlihat tebing gundul dan bekas penebangan yang diduga dilakukan tanpa izin.

Video tersebut memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Ketua Umum SATU GARIS, Ade Monchai.

Ade menyebut video itu menguatkan kekhawatiran masyarakat bahwa kerusakan lingkungan di Kampar bukan lagi sekadar isu, tetapi sudah terjadi secara terang-terangan.

Ia menilai pembiaran terhadap praktik penebangan liar akan berdampak panjang dan sulit dipulihkan.

โ€œKita tidak bisa lagi berpura-pura tidak tahu. Bukti visual sudah ada. Pemerintah dan aparat harus bergerak, bukan hanya memberi pernyataan. Hutan ini adalah benteng terakhir kita dari bencana ekologis,โ€ tegas Ade Monchai dalam keterangannya.

Ia menambahkan bahwa kondisi ini semakin memprihatinkan karena pemerintah telah menetapkan Riau dalam status siaga bencana.

Menurutnya, status tersebut seharusnya menjadi momentum bagi aparat penegak hukum untuk bergerak lebih cepat dan tegas.

โ€œHarus ada penindakan nyata dari aparat di Riau. Jangan sampai status siaga bencana hanya menjadi simbol tanpa langkah yang jelas,โ€ ujarnya.

Ade juga menyoroti bahwa persoalan ini tidak hanya terjadi di Kampar.

Sejumlah daerah lain seperti Meranti, Bengkalis, Siak, serta wilayah pesisir Riau masih ditemukan aktivitas penebangan hutan secara masif hingga saat ini.

Ia menyebut pola kerusakan ini menunjukkan adanya jaringan yang terorganisir dan bukan lagi aktivitas kecil yang dilakukan perorangan.

โ€œIni bukan kasus tunggal. Polanya sama: hutan habis, masyarakat dirugikan, dan yang diuntungkan hanya segelintir pihak. Jika tidak dihentikan, Riau akan kehilangan fungsi ekologisnya secara permanen,โ€ tambahnya.

Organisasi SATU GARIS kata Ade, siap bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga terkait untuk memastikan penyelamatan kawasan hutan di Riau.

Namun ia menegaskan bahwa penegakan hukum harus menjadi langkah pertama dan paling penting.

โ€œIni bukan sekadar peringatan. Jangan sampai kita baru sibuk saling menyalahkan setelah bencana datang,โ€ tutupnya.

Dengan meningkatnya tekanan publik dan fakta kerusakan yang semakin sulit diabaikan, masyarakat kini menunggu langkah nyata dari pemerintah dan aparat penegak hukum.

Penyelamatan hutan bukan hanya soal menjaga ruang hijau, tetapi memastikan keselamatan lingkungan dan generasi mendatang.

Di tengah status Riau yang telah ditetapkan sebagai wilayah siaga bencana, tuntutan agar negara hadir dalam penegakan hukum dan pemulihan lingkungan semakin tidak bisa ditunda.

Masyarakat berharap, sebelum bencana benar-benar terjadi, tindakan tegas sudah lebih dulu dilakukan.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x