Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Pemerintah

Tiga Pejabat Eselon II Dilantik di Meranti, Asmar-Muzamil Mulai Tancap Gas Tata Birokrasi

566
×

Tiga Pejabat Eselon II Dilantik di Meranti, Asmar-Muzamil Mulai Tancap Gas Tata Birokrasi

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
Example 468x60

Mataxpost| Selatpanjang, Ada yang berbeda dari malam Selasa di Kepulauan Meranti. Di tengah langit kota yang tenang, satu per satu mobil dinas merapat ke halaman Kantor Bupati. Tak ada pengumuman besar, tapi gelagat di lingkungan pemerintahan sudah berembus sejak pagi: akan ada pelantikan pejabat. Dan benar saja, malam itu, tiga kursi eselon II resmi berganti pemilik. Ini bukan sekadar rotasi jabatan—tapi sinyal kuat, bahwa duet Asmar-Muzamil serius ingin merapikan mesin birokrasi. (27/05)

 

MataXpost.com
Example 300x600
Tiada Kebenaran Yang Mendua

Langkah awal pemerintahan AKBP (Purn) H. Asmar dan Muzamil Baharudin perlahan mulai terasa arahnya. Tanpa banyak gembar-gembor, duet ini memilih membenahi dari dalam. Targetnya jelas: birokrasi yang tidak hanya loyal, tapi juga lincah.

 

“Penyegaran ini perlu untuk memperkuat sistem kerja yang lebih efektif. Beberapa kepala dinas akan digeser ke posisi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi,” ujar Wakil Bupati Muzamil saat ditemui awak media, Selasa pagi (27/5/2025).

 

Pernyataan itu jadi semacam konfirmasi atas isu yang sejak beberapa pekan berembus: akan ada evaluasi besar-besaran terhadap pejabat eselon II. Dan bukan sekadar wacana, evaluasi itu sudah dikaji bersama BKPSDM, difinalisasi, dan bahkan telah mendapat lampu hijau dari Kementerian Dalam Negeri dan BKN.

 

Kepala BKPSDM Meranti, Bakharuddin, M.Pd—yang akrab disapa Pak Elong—mengungkapkan bahwa awalnya ada enam pejabat yang diajukan untuk dievaluasi. “Namun hanya lima yang lolos tahapan. Dan dari pusat, baru tiga nama yang keluar izinnya untuk dilantik,” katanya.

 

Ketiga nama itu belum diumumkan secara resmi hingga jelang pelantikan, mungkin untuk menjaga dinamika internal tetap kondusif. Yang pasti, semua tetap di posisi struktural yang setara. Tak ada yang “dibuang”. Mereka hanya dipindahkan ke posisi yang dianggap lebih cocok dalam menyelaraskan ritme kerja pemerintahan baru.

 

“Ini bukan soal suka tidak suka. Kami ingin membentuk tim kerja yang nyambung dengan visi-misi kepala daerah. Kalau ritmenya tidak selaras, bagaimana kita bisa bergerak cepat?” tegas Bakharuddin.

 

Sikap ini mencerminkan pendekatan baru dalam manajemen birokrasi Meranti: lebih manusiawi, tapi tetap tegas. Jabatan bukan ruang nyaman yang kebal dari perubahan, tapi mandat yang harus selalu dievaluasi.

 

Malam itu, aula Kantor Bupati tak hanya jadi tempat pelantikan, tapi juga arena lahirnya harapan baru. Harapan bahwa wajah birokrasi Meranti akan semakin segar, adaptif, dan siap menghadapi tantangan yang lebih kompleks.

 

Di luar aula, publik mulai memasang harapan—bahwa ini bukan sekadar rotasi pejabat, melainkan awal dari sebuah rezim yang benar-benar ingin menggerakkan perubahan. Karena bila birokrasi sudah mulai dibenahi dari hulu, besar kemungkinan output pelayanan di hilir akan ikut membaik.

 

Dan mungkin, di malam yang tenang ini, diam-diam rakyat mulai percaya: bahwa perubahan itu tidak selalu datang dengan gebrakan besar, tapi bisa dimulai dari langkah sunyi yang penuh perhitungan

Example 300250

Eksplorasi konten lain dari 𝐌𝐚𝐭𝐚 𝐗-𝐩𝐨𝐬𝐭

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Example 120x600
banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Example 468x60