Mataxpost| Pekanbaru- Debat ini berlangsung biasa- biasa saja di segmen pertama ketika lima paslon menyampaikan visi misi. Namun tensi naik dan memanas saat segmen tanya jawab, terutama ketika membahas masalah banjir dan sampah yang mendera Kota Pekanbaru lebih dari satu dekade terakhir.(09/11/2024)
Selain itu debat menjadi ramai ketika membahas pengelolaan parkir. Debat publik terbuka perdana ini baru benar-benar dimulai dengan pembacaan visi dan misi sekitar pukul 20.45 WIB. Paslon nomor urut 1 Muflihun-Ade Hartati maju ke atas panggung mengenakan setelan atas putih dan bawahan berwarna gelap. Kemudian disusul paslon nomor urut 2, Intsiawati Ayus-Taufik Arrakhman yang tampil mencolok mengenakan pakaian serbaoren dengan helm kuning.
Sementara itu, paslon nomor urut 3 Ida Yulita Susanti-Kharisman Risanda mengenakan setelan putih ungu. Mereka disusul paslon nomor urut 4 Edy Natar Nasution-Dastrayani Bibra naik panggung dengan mengenakan tanjak dan songket. Lalu yang terakhir naik panggung, paslon nomor urut 5, Agung Nugroho-Markarius Anwar yang memakai seragam biru muda dan celana warna gelap.
Persoalan banjir menjadi pertanyaan umum yang diperuntukkan bagi seluruh paslon. Nomor urut 1 Muflihun-Ade Hartati mengaku telah melihat masalah banjir dengan jelas, namun saat dirinya menjabat Pj Wako Pekanbaru, terkendala minimnya anggaran.
“Pengalaman menjadi Pj Wako, kamisudah melaksanakan kegiatan untuk mengurangi banjir jangka pendek dengan perbaikan drainase. Namun dengan kondisi Pekanbaru yang luas, tentu belum bisa maksimal penanganannya. Makanya, ini perlu support dana yang besar untuk menanggulanginya,’’ ujarnya.
In sya Allah jika kami menang, diamanahkan menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanabaru maka kami sudah buat masterplan penanganan banjir. In sya Allah, Paslon Bertuah ini diusung oleh partainya Presiden Prabowo Subianto maka tentu akan memudahkan mendapatkan biaya lewat APBN,” tambahnya.
Adapun paslon nomor urut 2 Intsiawati Ayus-Taufik Arrakhman mengaku telah berbuat untuk mengatasi masalah banjir ini. Pasangan dengan tagline Intan ini telah memperjuangkan waduk mitigasi banjir di kawasan Tenayan seluas 50 hektare.
‘’Namun pemko gagal memuluskan pembebasan lahan. Bila terpilih paslon Intan akan menuntaskan hal tersebut,’’ ujar Calon Wako Pekanbaru nomor urut 2 Intsiawati Ayus.
Intsiawati Ayus menambahkan, sebagai orang yang pernah menjadi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, dirinya telah berbuat dengan membangun 9 titik pompa pintu air yang bakal selesai pada Juni 2026. ‘’Mitigasi ini cocok dengan tipikal banjir Pekanbaru yaitu genangan,’’ ungkapnya.
Itu sebabnya dalam upaya penanganan banjir dan jembatan ruko yang hampir semua tidak memiliki jalur air pihaknya akan melibatkan masyarakat Pekanbaru dalam gerakan gotong royong dan memastikan pembiayaan dalam proses pengerjaannya. “Regulasi dan kebijakan yang akan kita tuangkan untuk melakukan eksekusi karena pembersihan drainase, baik sedimen dan segalanya memerlukan pembiayaan,” ucapnya.
Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Pekanbaru Taufik Arrakhman menambahkan untuk melakukan penanganan drainase ini harus komprehensif kerja sama antara RT dan RW. Pasalnya niat pengelolaan untuk mengatasi banjir dan drainase itu sudah mereka rencanakan.
Kami sudah siapkan semua regulasi dan penanganannya. Itu sebabnya jika masyarakat Kota Pekanbaru memberikan amanah permasalahan banjir akan segera diselesaikan dalam kurun waktu 5 tahun menjabat,” tegasnya.
Terkait banjir, Calon Wako Pekanbaru nomor urut 3 Ida Yulita Susanti menekankan pentingnya harmoniasi Pemko Pekanbaru, Pemprov Riau, dan pemerintah pusat. Ida menyebutkan, masalah banjir tidak lepas dari sungai yang kewenangannya berada di instansi vertikal. Ida memahami Pekanbaru punya masterplan Banjir.
Dia bertekad menganggarkan hingga Rp700 miliar untuk mengentaskan masalah ini. ‘’Rp700 miliar itu anggaran gabungan APBD dan APBN untuk menjalankan masterplan. Sekaligus pengelolaan sampah secara benar yang selama inimenyumbat sistem drainase di Pekanbaru. Selain itu, anak sungai harus tertata dari hulu ke hilir. Ini menjadi solusi banjir,’’ ujar Ida.
Pada sesi tanya jawab, Ida dihadapkan pada pengelolaan parkir. Dirinya menekankan parkir itu memberi pelayanan agar lalu lintas tidak terganggu dan kota tak amburadul. Pelayanan yang diberikan adalah kenyamanna, kendaraan tidak rusak dan tidak hilang.
Ida juga menanggapi rencana parkir berlangganan yang diajukan paslon nomor urut 1 Muflihun-Ade Hartati. Ida Yulita mengaku tidak setuju karena yang parkir di Pekanbaru bukan hanya warga Pekanbaru banyak juga dari luar. Hingga penerapan parfkir berlangganagn ini tidak praktis dan realistis.
Ida sebaliknya akan memilih fokus penerapan perda. ‘’Kita sudah punya perda, ada zona-zona yang telah dibagi, tapi ini tidak dilaksanakan. Jika kami diamanahkan, ini akan kita terapkan. Pasar dan lingkungan akan gratis.Masak orang cuma beli sayur harus bayar parkir, industri dan bisnis baru kita terapkan,’’ cetus Ida.
Adapun paslon nomor urut 4 Edy Natar-Dastrayani Bibra menawarkan revitalisais waduk dan drainase. Salah satunya dengan membongkar dan mengganti boks pada titik-titik penghalang aliran air yang menyebabkan air banyak tergenang. Paslon Edy-Bibra mengatakan, ketika berbicara banjir maka harus tahu dulu dimana titik tempat yang menjadi banjir.
Ada 18 daerah subdaerah aliran sungai, di mana dari 18 itu, enam di antaranya berada di utara Sungai Siak yang bermuara ke Sungai Siak. Kemudian, ada sembilan titik di selatan Sungai Siak yang juga bermuara ke Sungai Siak.
Kemudian, ada tiga titik lagi di selatan Sungai Siak yang bermuara ke Sungai Kampar. Tentunya penyelesaian permasalahan ini tidak bisa diselesaikan dengan permasalahan yang sama karena persoalan yang berbeda-beda.
‘’Ada tiga persoalan terkait banjir yang terjadi, di antaranya ada karena hambatan alami, muncul hambatan fisik, dan ada diakibatkan ulah manusia karena membuang sampah sembarangan,’’ ujar Calon Wali Kota Pekanbaru nomor urut 4, Edy Natar.
“Kami sudah siapkan semua regulasi dan penanganannya. Itu sebabnya jika masyarakat Kota Pekanbaru memberikan amanah permasalahan banjir akan segera diselesaikan dalam kurun waktu 5 tahun menjabat,” tegasnya.
Adapun paslon nomor urut 4 Edy Natar-Dastrayani Bibra menawarkan revitalisais waduk dan drainase. Salah satunya dengan membongkar dan mengganti boks pada titik-titik penghalang aliran air yang menyebabkan air banyak tergenang. Paslon Edy-Bibra mengatakan, ketika berbicara banjir maka harus tahu dulu dimana titik tempat yang menjadi banjir.
Ada 18 daerah subdaerah aliran sungai, di mana dari 18 itu, enam di antaranya berada di utara Sungai Siak yang bermuara ke Sungai Siak. Kemudian, ada sembilan titik di selatan Sungai Siak yang juga bermuara ke Sungai Siak
Kemudian, ada tiga titik lagi di selatan Sungai Siak yang bermuara ke Sungai Kampar. Tentunya penyelesaian permasalahan ini tidak bisa diselesaikan dengan permasalahan yang sama karena persoalan yang berbeda-beda. ‘’Ada tiga persoalan terkait banjir yang terjadi, di antaranya ada karena hambatan alami, muncul hambatan fisik, dan ada diakibatkan ulah manusia karena membuang sampah sembarangan,’’ ujar Calon Wali Kota Pekanbaru nomor urut 4, Edy Natar.
Apa solusinya? Lakukan pembersihan saluran air, melakukan pembongkaran box dan pergantian gorong-gorong yang sempit. Dan membuat saluran yang baru untuk memintas air. Selanjutnya melakukan revitalisasi waduk.
Terkait pembenahan pengelolaan sampah, Edy Natar mengatakan, sampah yang dikelola saat ini dilaksanakan oleh pihak ketiga. Makanya, dirinya melihat persoalan sampah di Kota Pekanbaru tidak pernah selesai dari hari ke hari. “Kalau kami diridai duduk menjadi wali kota maka dalam penanganan sampah akan melibatkan pemberdayaan masyarakat,’’ ujarnya.
‘’Di setiap kelurahan itu akan dibuat kelompok pengelolaan sampah yang akan di bentuk oleh masing-masing camat. Kemudian hasilnya akan dikeluarkan dalam bentuk perwako. Di sini nanti mereka akan bekerja di tempatnya masing-masing. Dan ada tiga zona yang akan dibuat tempat pengelolaan sampah terpadu,” kataya.
Sementara paslon nomor urut 5 Agung Nugroho-Markarius Anwar menjelaskan, dalam mengatasi banjir mereka mengandalkan AHY sebagai menteri yang membawahi Kementerian PU. Paslon dengan tagline Aman yakin banjir bisa teratasi dalam satu tahun.
Dikatakan Calon Wali Kota Pekanbaru nomor urut 5 Agung Nugroho, sejak menjabat anggota DPRD Riau, dirinya termasuk yang paling sering mengusulkan pembangunan drainase. Hal ini guna mengurangi dampak banjir ketika hujan lebat turun.
’Lima tahun saya menjabat di DPRD Riau, sudah sangat banyak drainase yang kami usulkan dan berhasil dibangun. Bahkan saya sampai dijuluki Bapak Drainase Pekanbaru,” ujar Agung menjawab pertanyaan panelis.
Salah satu solusi yang di tawarkan adalah eksekusi dari masterplan banjir yang sudah ada sejak lama. Maka di tahun pertama menjabat bila terpilih, Agung memastikan masterplan tersebut akan dieksekusi. Termasuk juga pembenahan parit dan drainase yang ada di Kota Pekanbaru, dilansir dari Riaupost – (hen/dof/ayi/gus/das)